Tidak sedikit orang yang memulai sebuah
rumah tangga dengan rasa cinta. Awal perkenalan yang penuh dengan romantika
jatuh cinta, sampai akhirnya pada sebuah pemantapan perasaan yang membuat 2
hati memutuskan untuk menikah.
Tapi tidak begitu dengan apa yang pernah
saya rasakan. Awal pertemuan dengan suami, perasaan yang disebut cinta itu
justru jauh sekali. Saya hanya bisa mendekripsikan apa yang saya rasakan sebagai
rasa NYAMAN.
Saya tipikal orang yang tidak mudah jatuh
cinta. So, dari beberapa pertemuan awal dengan beberapa laki2, yang saya cari
adalah rasa nyaman, kemudian nantinya pada tingkat yang lebih tinggi saya akan
menemukan rasa sayang, dan barulah pada tingkatan yang paling tinggi saya akan
merasakan apa yang dinamakan cinta.
Setelah beberapa bulan mengenal suami, saya
hanya bisa merasakan nyaman. bahkan pada saat kami memutuskan untuk menikah,
yang bisa saya simpulkan adalah : “sayang IYA, tapi cinta BELUM” *deskripsi
perasaan yang ambigu, hahahaha*
Perasaan cinta itu justru timbul seiring
saya menjalani rumah tangga. Ada beberapa moment yang membuat saya benar2 jatuh cinta dan melupakan
kesalahan2 masa lalunya. Mungkin romantika masa muda sudah tidak ada lagi. Cium
dan manja sudah hampir tidak pernah, bahkan mengucapkan sayang saja mungkin
lupa caranya. Tapi justru puncak rasa cinta itu ada ketika dia telah benar2
berada di samping saya, meski tidak seromantis dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar